Sabtu, 24 Desember 2011

GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA DI SELURUH INDONESIA (III)

Oleh: H. Suharyo Husen B.Sc, SE, MBA
Ketua Masyarakat Singkong Indonesia


III. MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA ( MSI )

1. Didirikan
Pondok Ratna Farm Jln Raya Tapos Ciawi Bogor, Jawa Barat, Indonesia
28 Februari 2010

2. Pendiri :
DR.Marwah Daud Ibrahim; H. Suharyo Husen, BSc,SE,MBA; Prof. DR. Winugroho, DR. Thamrin Chaniago; Prof.DR. Endang Sukara; Prof. DR. Elan Masbulan; Dra. Alita Nursanti; Ir. Miftah; Hj. Ratna Suningsih; Entang; Suparjan; Rommy; Yoyok Wastoyo; Pualam Puteh; Aidil Akbar.
3. Tujuan :
Mensinergikan semua Stakeholders/Pemangku Kepentingan untuk Kesejahteraan Bersama.

4. Visi : SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA.

IV. PEMBANGUNAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU
1. ASUMSI :
Lahan tersedia (PP No.11 Th.2010 Penertiban dan Pemanfaatan Lahan Tidur (BPN : 7,3 Juta Ha)/lahan milik petani; Pelaku : Petani, Buruh Tani, Pemuda/Pemudi Tani; Bibit Unggul : Darul Hidayah (100 Ton/Ha); dan Manggu (100 Ton/Ha); Ukuran bibit : 20 Cm/batang; Harga Bibit Rp 300/bt prangko MSI; 1 klaster min.: 300 Ha; 1 KK petani : 2,5 Ha; 1 Klaster : 120 KK petani; 1 KK petani : 4 orang (ayah,ibu 2 anak ); Jumlah tanaman : 10.000 tanaman/Ha; Produksi : 100 Ton/Ha ; Rendemen : 3 Kg singkong = 1 Kg Chips kering 12-13% tebal 3 mm; Rendemen : 1 Kg Chips = 0,8 Kg Tepung/mocaf; Indofood Sukses Makmur, suatu perusahaan besar akan membeli mocaf yang diproduksi anggota MSI sesuai standar yang dipersyaratkan oleh Indofood, sekitar 1 juta ton Mocaf pertahun atau 20 % dari impor gandum pertahun ( sudah ada MOU antara MSI dengan Indofood ).

2. Tujuan
Melalui pembangunan klaster industri agro singkong terpadu , ditujukan untuk memberikan Nilai Tambah kepada petani . Produk yang dihasilkan oleh petani adalah Chips Singkong yang bisa disimpan 6 bulan (Kekeringan 12%-13%) , bahkan bisa berbentuk tepung atau mocaf ( modified cassava flour ) yang dapat disimpan sampai 1 tahun.. Tujuan akhirnya adalah mensejahterakan semua pemangku kepentingan singkong dalam lingkup klaster.

3. Target
Target yang ingin dicapai oleh masing-masing klaster adalah : “ Pendapatan Petani peserta Klaster mencapai antara Rp 5 juta - Rp 15 juta/bulan “. Petani hanya memproduksi dan menjual chips singkong kepada pabrik pembuat mocaf atau memproduksi mocaf untuk dapat mensuply mokaf kepada Indofood ( 1 Juta ton Mocaf/ Tahun , untuk dicampur dengan tepung terigu ).


4. Pelaksanaan Klaster Pada Tingkat Petani :
Setiap petani menanam singkong Darul Hidayah/Manggu, 10 bulan dengan luas 2.500m2/bulan, sehingga setiap bulan akan panen dan mengolahnya secara berkelompok untuk memproduksi chips atau tepung.

Setiap 20 petani dikelompokan menjadi 1 kelompok sehingga dalam satu klaster seluas 300 ha dengan 120 Petani akan terdapat 6 kelompok petani peserta klaster. Setiap kelompok dilengkapi dengan 1 Slicer/Pemotong dan 1 Dryer/ Pengering. 1(satu) Hektar lahan dapat menghasilkan 100 ton singkong basah dan berdasarkan rendemen yang berlaku, dari jumlah singkong tersebut akan dapat diproduksi sekitar 32 Ton Chips. Biaya 1 ha untuk menghasilkan 32 ton chips diperhitungkan Rp 24 Juta, sehingga biaya produksi 8 ton chips dari 2.500 m2 lahan yaitu Rp 6 Juta .

Pada Bulan Ke 11 Setiap kelompok akan menghasilkan singkong : 20 petani x0,25 ha x100 ton/ha = 500 ton singkong = 160 ton chips atau setiap petani memproduksi 8 ton chips Apabila harga chips Rp 2.000/Kg maka setiap petani akan menerima Rp 16 Juta dan pendapatan bersihnya menjadi Rp 16 juta – Rp 6 Juta = Rp 10 Juta/bulan. Apa bila biaya hidup petani Rp 2 juta/bulan/KK maka penghasilan bersih petani Rp 10 Juta – Rp 2 Juta = Rp 8 Juta /bulan.

5. Perhitungan Biaya 1 Ha Untuk Memproduksi 32 Ton Chips :
Sewa lahan 1 Ha Rp 2 Juta/tahun , biaya pengolahan lahan Rp 3 Juta/Ha; Biaya bibit : diperlukan 10.000 bibit perhektar dengan harga bibit Rp 500/bibit termasuk transportasi, total Rp 5 Juta perhektar. Biaya pupuk : diperlukan 10 ton pupuk organic perhektar. dengan harga Rp 600/kg total Rp 6 juta perhektar, serta obat pertanian 1 kg perhektar dengan harga Rp 400.000/kg.

Alat pembuat chips (Slicer), 1 unit Rp 20 juta untuk 20 orang maka untuk 120 orang ( 1 klaster 300 Ha ) diperlukan 6 unit slicer x Rp 20 juta = Rp 120 juta / 300 ha. Jadi untuk 1 ha biaya alatnya sekitar Rp 400.000/Ha. Alat pengering (Dryer), 1 unit Rp 200 juta untuk 20 orang maka untuk 120 orang diperlukan 6 dryer x Rp 200 juta = Rp 1,2 Milyar / 300 ha. Jadi untuk 1 ha = Rp 4 Juta, d

an alat pembersih singkong setelah dikupas Rp 100.000 perunit untuk 2500 m2 maka dalam 1 hektar diperlukan 4 unit dengan biaya Rp 400.000,00/Ha. Biaya enzim untuk 32 ton chips kering/Ha = Rp 2.800.000,00.

Maka total biaya produksi 32Ton Chips kering hasil dari 1 hektar lahan dengan biaya Rp 24.000.000/Ha.

6. Pelaksanaan Klaster Pada Tingkat Industri Tepung Mocaf
Pabrik pengolahan tepung mocaf berkafasitas 40 ton mocaf/hari akan membeli chips dari 6 kelompok tani/1 Klaster sebanyak 6 x 160 ton chips/Kelompok tani , total 960 ton chips/bulan @ Rp 2.300,00/Kg = Rp 2.208.000.000 atau Rp 2,208 M

Biaya pengolahan mocaf @ Rp 400/Kg maka untuk pengolahan 960 ton chips untuk dijadikan mocaf = 960 ton x 0,8 x 400 = Rp 307.200.000,00. Maka biaya beli chips dan produksi mocaf 768 ton mocaf ( 960 ton chips x 0,8 mocaf ) adalah Rp 2,208 M + Rp 307.200.000 = Rp 2.515.200.000,- Apabila biaya pemasaran Rp 100/Kg atau 768 ton x Rp 100/Kg = Rp 76,8 Juta, maka harga pokok penjualan Rp 2.592.000.000.

Apabila Indofood membeli mocaf dengan harga Rp 3.500/Kg maka akan diterima : 768 ton x Rp 3.500 = Rp 2.688.000.000,00 . Keuntungan pabrik sebelum pajak Rp2.688.000.000 - Rp 2.592.000.000 = Rp 96.000.000/bulan atau Rp1.152.000.000/tahun

7. Sumber Pembiayaan Klaster Industri Agro Singkong Terpadu :
Untuk membiayai pembangunan Klaster Industri Agro singkong terpadu , dapat diperoleh dari perbankan dengan penjaminan dari petani secara berkelompok didalam koperasi, dari Perum Jamkdindo dan PT Askrindo; lembaga keuangan non bank, , lembaga keuangan non ; program khusus pemerintah ; biaya sendiri dan investor (Kemitraan/Usaha Patungan); atau sepenuhnya Insvestor dalam negeri dan luar negeri(Perorangan/ Lembaga ) .
Catatan : Biaya 1 klaster 300 Ha untuk menghasilkan 7.680 Ton Mocaf (25,6 Ton Mocaf/Ha), diperkirakan Rp 12 Milyar.

8. Manfaat Klaster.
1. Proyek pembangunan industri agro singkong terpadu terorganisir dan terukur;
2. Nilai Tukar Petani relatip tinggi dan stabil;
3. Petani dan pengusaha (pemilik pabrik) berkedudukan sama;
4. Dengan adanya klaster maka suply produk ke pabrik dan ke pembeli akhir (Misalnya Indofood ) terjamin kontinu dan kwalitas terkontrol

9. Keuntungan bagi Petani :
1.Petani mendapat nilai tambah yang konkrit dengan penghasilan antara Rp 5 Juta – Rp 15 Juta/Bulan
2.Pasar bagi produk yang dihasilkan (chips) terjamin
3.Pengetahuaan dan keterampilan dalam mengeloh singkong menjadi chisps meningkat
4.Kehidupan petani membaik, semakin sejahtera

10. Keuntungan Pabrik Mocaf :
1. Biaya Produksi mocaf dapat ditekan karena hanya menepung chips dan mengepak mocaf
2. Terjaminnya pasokan bahan baku chips singkong secara teratur setiap bulan.
3. Pasar Mocaf yang dihasil terjamin karena telah di tetapkan pembelinya melalui mekanisme MSI (MoU antara MSI dengan Calon pembeli/Indofood)
4. Keuntungan pabrik mocaf terjamin dan terukur setiap bulannya (Sekitar Rp 96 Juta/Bulan)

11. Keuntungan Masyarakat :
1.Masyarakat Umum :
a. Konsumen diuntungkan yaitu semakin tersediannya pangan yang diperlukan
b. Pedagang terkait / Exportir terkait diuntungkan karena tersedianya produk berbasis singkong seperti chips, mocaf, taipoka dsb.. Yang dapat diperdagangkan termasuk diexport (memberikan pendapatan kepada para pedagang dan para exportir terkait
c. Anggota DPR/DPD/DPRD secara tidak langsung menerima keuntungan yaitu dapat memakmurkan masyarakat yang diwakilinya didaerah pemilihan masing-masing
d. Kelompok Peneliti/pendidik/Pengamat/LSM secara tidak lamgsung juga akan mendapat manfaat dan keuuntungan sesuai bidang masing-masing terkait dengan bidang persingkongan
e. Perbankan dan Investor :
Secara langsung akan mendapat keuntungan berupa : Bunga Bank dan keuntungan usaha

12. Keuntungan Pemerintah danPemerintah Daerah:

1. Pemerintah : Tujuan pembangunan nasional meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tercapai, terbuka lapangan kerja di perdesaan (terutama menyerap tenaga buruh tani dan pemuda/pemudi tani), jumlah orang miskin di perdesaan menurun, Kriminalitas di perdesaan menurun, disversifikasi pangan nasional akan tercapai

2. Pemerintah Daerah : Petani dan keluarganya sejahtera, masyarakat desa sejahtera, ketahanan daerah tersebut semakin kuat, diversifikasi pangan didaerah tersebut dapat dilaksanakan, PAD dan PBB serta pendapatan lain semakin meningkat, kriminalista di pedesaan menurun, pengangguran dan kemiskina di perdesaan menurun.


1 komentar:

  1. Bagaimana cara ikut program petani klaster industri agro singkong terpadu? Saya punya lahan sendiri di Sumedang.

    Slm,
    johny

    BalasHapus