Selasa, 29 Januari 2013

Singkong dan Sabut Kelapa

Ketua Umum Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), Efli Ramli Elfi, menyambut baik tawaran kerjasama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk menggenjot produksi singkong demi mengurangi ketergantungan pada impor gandum.

Ini menyusul sukses ujicoba penanaman singkong di lahan tandus dengan aplikasi serbuk sabut kelapa (coco peat) yang menghasilkan singkong sebanyak 500 sampai 800 ton per hektar.

Menurut Efli Ramli Elfi, " Selain dapat meningkatkan produktivitas lahan, kata dia, penggunaan aplikasi serbuk sabut kelapa pada tanaman singkong juga memudahkan proses panen karena tanah yang mengikat batang singkong dan umbi selalu dalam kondisi gembur dan lembab. "

Ketua Umum MSI, Suharyo Husen, mengapresiasi inovasi AISKI yang berhasil meningkatkan produktivitas tanaman singkong dengan aplikasi serbuk sabut kelapa.

Suharyo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Industri Derivatif Pertanian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ini, mengatakan acara temu pakar, tanggal 30 Januari 2013, yang rencananya digelar di Tapos, Ciawi, Bogor, Jawa Barat tersebut, akan dihadiri sekitar 60 pakar singkong dan ahli pertanian Indonesia.

"Sekitar 60 pakar telah diundang untuk bicara tentang produktivitas, tapioka, mocaf (modified cassava flour) dan pemasaran. MSI siap bekerja sama dengan AISKI untuk mensejahterakan petani kelapa dan petani singkong Indonesia," kata Suharyo.

Sebagaimana diketahui, untuk dapat berproduksi optimal, tanaman singkong membutuhkan curah hujan 150-200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100-150 mm pada fase menjelang dan saat panen.

Namun, dengan kemampuan serbuk sabut kelapa yang dapat menyerap dan menyimpan air 300 persen lebih dari kemampuan lahan, menjadikan tanaman singkong dapat tumbuh survive di musim kemarau.

Serbuk sabut kelapa memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan umbi pada tanaman singkong tumbuh dengan cepat, besar, dan panjang.

Selain itu, ia juga memiliki pori-pori yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Di dalam coco peat juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fospor (P), dan kalium (K).

Referensi
http://www.suarapembaruan.com/home/aiski-genjot-produksi-singkong-kurangi-impor-gandum/29843
http://www.tribunnews.com/2013/01/14/tiara-panen-singkong-800-ton-per-hektar-berkat-coco-peat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar