Tampilkan postingan dengan label tapioka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tapioka. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 Februari 2013

Temu pakar di gelar MSI mendukung GERNAS SINGKONG


Bogor, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mengundang para pakar pertanian, pakar industri mocaf, industri tapioca, para pengusaha industry singkong untuk berdialog dalam acara temu pakar (Tapioka dan Mocaf) dalam Rangka memperkuat GERNAS ‘SSB’ untuk mencapai Misi dan Visi Masyarakat Singkong Indonesia 2013-2014. Acara tersebut diadakan MSI di kantor pusat nya di Tapos, Ciawi Bogor (30/1).


Dalam acara tersebut, yang hadir diantaranya adalah prof Win Nugroho, DR Thamrin Chaniago, ir. Kartono, DR. Ir. Soemitro Arintadisastra pakar penyuluhan dan pupuk cair (poca), Elfi Ramli pakar Coco peat sebagai media tanam, ibu Tukiyem mewakili ibu Tiara dan Samarinda, Kalimantan petani sukses yang telah berhasil dalam budidaya singkong unggul (F1) dengan media tanam coco peat.

Selain itu undangan yang hadir adalah Ketua Umum Induk Koperasi ABRI (INKOPABRI), Marskal Madya (U) Tamtama,  yang menyatakan siap mendukung dan membantu MSI mengenai kebutuhan masalah lahan dan keamanan lahan masyarakat singkong Indonesia.

Temu Pakar MSI-  Ketua INKOPABRI Marskal Madya (U) Tamtama,

Acara temu pakar singkong ini di buka oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional MSI, H. Suharyo Husen BSC,SE.MBA, dalam sambutannya disampaikan maksud dan tujuan temu pakar ini adalah untuk mendukung GERNAS SSB MSI 2013 – 2014. Dialog terbuka dibagi menjadi empat kelompok dengan topic yang berbeda antaralain, masalah budidaya, kelembagaan dan pemasaran, industry mocaf, industry tapioca. 

Temu pakar MSI - Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI)

Diskusi berjalan seru, santai namun serius dan kekeluargaan, pada penghujung diadakan rapat pleno untuk menyimpulkan hasil diskusi dan rencana kegiatannya.


Tentang masalah pengolahan mocaf, hasil diskusi yang disimpulkan oleh Ir. Susilohadi adalah,  Fokus mocaf adalah pada Rekayasa Dryer yang sesuai untuk kelompok tani 20 orang/kelompok,  akan di tempatkan mesin-mesin pengolah Mocaf di lahan MSI Sukabumi yang terdiri dari mesin perajang, mesin peniris, mesin pengering dan mesin penepung mocaf. Untuk mengolah singkong di lahan tersebut, yang luas nya mencapai 700 Ha.
Temu Pakar MSI- Fokus Mocaf pada Rekayasa Dryer

Masalah pengembangan budidaya singkong, di simpulkan oleh Sutrisno, akan diadakan uji coba oleh MSI mengunakan media tanam Coco peat + Pupuk+ Nutrisi di lahan yang telah disediakan oleh MSI di Lido Sukabumi. Dan terkait hal tersebut telah di buat MOU dengan  Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) terkait suplai coco peat.  Dan MOU dengan INKOPABRI terkait kerjasama lahan milik nya yang tersebar di seluruh daerah militer (Kodam). dan penandatangan MOU tersebut  akan dilaksanakan pada akhir Februari 2013.

Temu Pakar MSI- Budidaya Singkong dengan Media tanam Cocopeat

Sedangkan masalah kelembagaan, pemasaran dan permodalan, disimpulkan oleh Yoyok Wastoyo, akan di bentuk koperasi di tingkat nasional,dan daerah, propinsi dan kabupaten. Dan untuk kerjasama MSI dengan perusahaan besar akan menggunakan PT. AKPI Maju Bersama yang saham nya dimiliki oleh koperasi anggota MSI. (RHp)




Sabtu, 15 Desember 2012

IMPOR SINGKONG PELUANG EMAS BAGI MSI DAN INDONESIA

IMPOR SINGKONG PELUANG MOTIVASI MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA (MSI) DAN PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING SINGKONG INDONESIA: KUALITAS DAN KUANTITAS.

Oleh: H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA. 
 Ketua  Umum MSI NASIONAL


I. LATAR BELAKANG
1. INDONESIA IMPORTIR SINGKONG TERBESAR
Kamis 13 Desember 2012. Metrotvnews.com, Jakarta, memberitakan selama bertahun-tahun Indonesia menjadi importir singkong terbesar dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan pengamat pertanian Bustanul Arifin.

Menurut data yang dirilis oleh Thai Tapioka Trade Organization (TTTO), Indonesia mengimpor singkong dari Thailand sebesar dua juta ton. Menurut Bustanul, itu membuktikan kurangnya peran pemerintah untuk mengawasi sektor pertanian, dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri.  Padahal, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi singkong 28 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya memproduksi 26 juta ton.

Akan tetapi, menurut Bustanul, penyebab impor adalah besarnya kebutuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku singkong. Pemerintah, kata Bustanul, harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi pangan dalam negeri. Selama ini singkong hanya dihargai rendah. Pada saat panen, harga jatuh. Ini membuat para petani tidak bergairah menanam singkong.(DNI)


2. PERKEMBANGAN SINGKONG DI INDONESIA
2.1 Menurut Data BPS luas area tanaman singkong tahun 2011 tercatat 1,2 juta Ha dengan produksi 23 juta ton singkong segar setara dengan 8 juta ton chips singkong atau 6,4 juta ton tepung singkong.

2.2 Industri kecil, menengah, dan besar berbahan baku singkong terus tumbuh sampai mereka kesulitan bahan baku sudah berjalan cukup lama, terutama di Lampung dan Jawa Barat;

2.3 Singkong sebagai bahan pangan pokok alternatif mendukung diversifikasi pangan nasional telah masuk ke jajaran Kadin Indonesia, menjadi salah satu komoditas strategis pangan nasional.

2.4 Mulai 28 Febuari 2010 telah berdiri Masyarakat Singkong Indonesai (MSI) dengan Visi Singkong Sejahtera Bersama , dengan Misi Mensejahterakan petani.

2.5 Tanggal 28 Februari 2011 pada HUT MSI I di Pondok Ratna Farm Ciawi Bogor, Menteri Pertanian RI bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan program : “PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI SINGKONG TERPADU”

2.6 Tanggal 28 Febuari 2012 di Pandeglang, Banten dalam rangka hut MSI ke-2, Menteri Perindustrian RI dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan : “GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTER BERSAMA (GERNAS SSB) 2012-2016“. 

2.7 Sampai Desember 2012 telah terbentuk 25 MSI Provinsi dan 75 MSI Kabupaten/Kota yang siap melaksanakan Gernas SSB 2012-2016.

2.8 Dewan Pimpinan MSI Nasional telah mengirim surat kepada Menko Perekonomian RI dan Ketua Komisi IV DPR RI untuk :
2.8.1. Menetapkan singkong sebagai komoditas strategis pangan utama setingkat dengan padi, jagung dan kedelai
2.8.2. Tepung singkong dibebaskan dari pengenaan PPN 10% atau PPN 10% ditanggung oleh pemerintah
2.8.3. Dukungan kepada Menteri BUMN untuk mengucurkan CSR dari BUMN untuk mendukung pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 untuk memproduksi tepung singkong sebanyak :
a. Tahun 2013 memproduksi 1,2 juta ton tepung singkong
b. Tahun 2014 memproduksi 2,4 juta ton tepung singkong
c. Tahun 2015 memproduksi 4,8 juta ton tepung singkong
d. Tahun 2016 memproduksi 9,6 juta ton tepung singkong

2.9 Dewan Pimpinan Nasional MSI telah mengirim surat dan program GERNAS SSB 2013-2016 kepada menteri BUMN RI untuk mohon dukungan dana CSR dari BUMN untuk pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016.

2.10 Berdasarkan dukungan dana CSR dari BUMN tersebut pada butir 2.9. dan perkiraan hasil pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 seperti pada butir 2.8. tersebut diatas, mulai tahun 2013-2016 Indonesia akan dapat mengurangi import gandum sekitar 20-40%. Maka akan terjadi penghematan devisa negara.

2.11 Dengan adanya import singkong yang semakin meningkat sampai mencapai sekitar 2 juta ton tahun 2012, merupakan peluang emas bagi MSI dan Pemerintah Indonesia untuk memotivasi peningkatan produksi tepung berbahan baku singkong (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf) melalui pelaksanaan program GERNAS SSB 2013-2016 diseluruh Indonesia.

2.12 Dengan berhasilnya pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 diharapkan mulai tahun 2013-2016 dan seterusnya Indonesia akan menjadi exportir tepung singkong terbesar (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf). Singkong akan menjadi pemasuk devisa bagi negara.


II. SINGKONG DAN TEPUNG SINGKONG



III. GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA (GERNAS SSB)

1. Untuk mencapai Singkong Sejahtera Bersama (SSB), maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah meluncurkan kegiatan Proyek : “ PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU “.

2. Melalui Pengembangan Klaster ini, para petani peserta Klaster dilatih mengolah singkong untuk menghasilkan produk setengah jadi ( chips, gaplek, tepung singkong , mocaf, tapioka dsb) sebagai bahan baku industri lanjutan atau industri derivatif, sehingga petani hanya menjual barang-barang setengah jadi tersebut

3. Ditargetkan tahun 2016 petani singkong di Indonesia tidak menjual singkong segar lagi dan tidak lagi mempermasalahkan “ harga singkong rendah “, tapi yang menjadi acuan petani “ harga chips singkong kering. 

4. Berdasarkan program Klaster tersebut, maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mulai tahun 2012 meluncurkan : “ GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ATAU GERNAS SSB “ , Phase I , 5 Tahun , mulai tahun 2012 -2016,dengan target :

4.1 Th. 2012 (Februari) : Sosialisasi GERNAS SSB keseluruh Kab/Kota yang telah ada MSI-nya (16 Propinsi dan 50 Kabupaten).

4.2 Tahun 2013 : Pelaksanaan Pilot Proyek di 50 Kabupaten/Kota sebanyak 150 Klaster atau 3 klaster per Kabupaten/Kota, yaitu masing-masing , 1 klaster Petani, 1 klaster buruh tani dan 1 klaster pemuda/pemudi tani . Total biaya 150 klaster a’Rp 20 Milyar/klaster = Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN) dengan melibatkan 18.000 KK petani atau 72.000 orang ( 1 KK = 4 orang, bapak, ibu dan 2 anak ). 150x300 Hax100 T=4,5 juta ton singkong segar= 1,5 juta chips singkong = 1,2 juta ton Tepung Singkong

4.3 Tahun 2014 : Pelaksanaan Proyek 300 klaster (ada penambahan 150 klaster dengan biaya tambahan Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN phase ke-2 ) di 50 Kabupaten/kota di 16 propinsi, melibatkan 36.000 KK petani atau 144.000 orang. Produksi : 300x300Hax100 Ton = 9 juta ton singkong = 3 juta ton chips Singkong = 2,4 juta ton setara tepung singkong.

4.4 Tahun 2015 : Perluasan MSI ke 17 Propinsi lainnya, sehingga menjadi 33 propinsi, dengan pelaksanaan proyek 600 Klaster , biaya dari pengembanlian CSR pase-1 , dengan melibatkan 72.000 KK petani atau 288.000 orang diseluruh Kabupaten/Kota yang telah ada MSI-nya di 33 Provinsi. Produksi : 600x300x100ton=18 juta ton singkong= 6 juta ton chips = 4,8 ton setara tepung singkong.

4.5 Tahun 2016 : Diteruskan melaksanakan 1.200 Klaster a’ 300 ha/klaster dengan melibatkan
144.000 KK atau 576.000 orang. Biaya dari pengembalian CSR pase ke-2 oleh petani peserta terdahulu.

4.6 Pada tahun 2016 tersebut akan dihasilkan singkong Darul Hidayah atau Manggu sebanyak 1.200 Klaster x 300 ha x 100 ton/ha = 36 juta ton singkong basah atau setara dengan 12 juta ton chips singkong Setara dengan 9,6 juta tong tepung singkong/Mocaf.

4.7 Apabila harga chips a’Rp 2.000/Kg, maka akan ada uang beredar sekitar Rp 24T ditambah peredaran uang dari hasil penjualan 9,6 juta ton mocaf (1 kg chips = 0,8 kg mocaf) a’ Rp 3.500/kg sekitar Rp 33,6 T. Sehingga total uang beredar pada akhir GERNAS SSB (thn 2016) akan mencapai Rp 57,6 T.

4.8 Jadi pada tahun th.2016 dana beredar di lingkup petani peserta klaster di seluruh Kabupaten/Kota di 33 Provinsi sebesar Rp 57,6 Triliyun (dari dana awal Rp 6 Triliyun) dan dapat mensejahterakan 144.000 KK petani atau 576.000 jiwa ( 1 KK petani terdiri 4 orang, ayah, ibu dan 2 anak).

Dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Singkong Sejahtera Bersama ( GERNAS SSB ) phase I, 2012-2016, maka penanganan singkong diseluruh tanah air secara profesional akan dapat mensejahterkan rakyat Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional semakin kuat. Apabila seluruhnya memproduksi mocaf akan dihasilkan 9,6 juta TON MOCAF dan sebagian dapat dicampur dengan tepung terigu sehingga dapat mengurangi impor gandum. Penghematan devisa nasional. Sisa mocaf untuk expor.

GERNAS SSB phase I, 2012-2016 dengan biaya Rp 6 Triliyun menjadi Rp 57,6 T dan secara kumulatif 2013-2016 dapat mensejahterakan 270.000 KK petani atau 1.080.000 jiwa ( 1 kk terdiri dari 4 orang : ayah, ibu dan 2 anak ). Belum termasuk multiplier effect dari bisnis singkong dan produk sampingannya (bibit, pakan ternak dan pupuk organik), diperkirakan akan mensejahterakan diatas 3 juta orang dan uang beredar akan mencapai lebih dari Rp 100 Triliyun.

Bogor, 15 Desember 2012
Masyarakat Singkong Indonesia
Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Ketua Umum
H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA











Pelantikan Pengurus Masyarakat Singkong Indonesia Propinsi Jawa Barat

Sumedang, MSI-JABAR.  Pameran, Seminar Dan Pelantikan Pengurus Masyarakat Singkong Indonesia (MSI)  Propinsi Jawa Barat, Kabupaten dan Kota Se-Jawa Barat, telah diadakan di Tanjungsari, Sumedang 8 Desember 2012.


Ketua MSI Pusat  H. Suharyo Husen BSc, SE, MBA mrlantik  Ketua MSI Jabar Drs R.Hendawidjaja

Foto bersama Ketua Drs. R. Hendawidjaja, Sekretaris Ir. Encep Sarifudin, Bendahara Totty Munawar,  para pengurus MSI Propinsi JABAR Periode 2011-2016

Seminar yang diadakan pada hari itu  bertema "POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI LOKAL BERBASIS SINGKONG UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI NASIONAL"


Dan didalam acara tersebut juga digelar pameran produk  industri lokal berbasis singkong, seperti Tepung asia, tepung tapioka,  Modified Cassava Flour(Mocaf) Cassava Pellet, Cassava Chips, Madu Nabati, Bioethanol  dan lain-lain

produk  industri lokal berbasis singkong

Madu Nabati, dan Bioethanol  yang dibuat dari singkong


Senin, 03 Desember 2012

Rakernas MSI 2012 Menetapkan H. Suharyo Husen Ketua Umum Menggantikan Marwah Daud Ibrahim

Bogor, MSI-News.  Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) yang diadakan tanggal 1 Desember 2012 di Pondok Ratna, Tapos Bogor dihadiri oleh sekitar 60 orang dari pengurus MSI Pusat, MSI Daerah,. MSI Propinsi : MSI Jawa Barat; MSI Kaltim; MSI Kalteng , MSI Aceh dan MSI Lampung; MSI Kabupaten : MSI Cianjur, MSI Sukabumi, MSI Majalengka, MSI Subang, MSI Kutai Kertanegara, MSI Kutai Timur; MSI Bogor; 

RAKERNAS MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA- 1-12-2012

Pejabat Kementerian Pertanian yang hadir adalah Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Direktur Aneka Umbi dan Aneka Kacang, dan Kabid. Aneka Umbi. Hadir pula beberapa pengusaha dari PT. Cassava Indonesia; PT. AKPI, PT Pupuk Indonesia; PT. Simax Pangan. PT Indofood Sukses Makmur/ Bogasari dan Sekjen Masyarakat Standardisasi Indonesia (MASTAN) serta undangan termasuk petani singkong dari Cianjur, Bogor dan Sukabumi, demikian info dari Ketua Panitia Yoyok Wastoyo.

Rakernas dibuka secara resmi oleh, Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Ir. Anggoro. Didalam rapat tersebut peserta mengusulkan agar segera diadakan perombakan dan perbaikan kepengurusan MSI Pusat.  Ini dipelopori oleh Ketua dan Sekjen MSI Jawa Barat yang secara aklamasi didukung oleh semua yang hadir.

Banyak dari yang hadir langsung menyebut nama H. Suharyo Husen untuk menjadi Ketua Umum MSI Pusat menggantikan Marwah Daud Ibrahim. Tapi keputusan akhir tetap ada pada Pengurus MSI Pusat yang hadir. Akhirnya Pengurus MSI Pusat sepakat menerima usul dari peserta Rakernas dan memutususkan membentuk TIM FORMATUR 5 ORANG yaitu H. Suharyo Husen (Ketua formatur), Prof. Moh. Winugroho (anggota), Dr. Thamrin D. Chaniago (anggota), Yoyok Wastoyo (anggota) dan Ir. Susilohadi (anggota).

Selesai Rakernas, Tim Formatur 5 orang dengan mengambil tempat di Ruang Kantor MSI Pusat langsung mengadakan rapat Formatur dan dalam waktu kurang dari setengah jam Pengurus MSI Pusat Periode 2012-2015 ( Februari ) telah dapat menyusun Susunan Dewan Pengurus MSI Pusat yang baru. 

WARKSHOP
Rakernas Masyarakat Singkong Indonesia didahului oleh Workshop tentang GERNAS SSB disampaikan oleh H. Suharyo Husen, Ketua MSI PUSAT, kemudian Ir. Encep Saefuddun , menyampaikan presentasi tentang industri Modified Cassava Flour (MOCAF), dan Sutrisno (Pengusaha) menyampaikan presentasi tentang Industri Pupuk Organiak untuk tanaman singkong.
Diskusi berjalan lancar, seputar pengadaan bahan baku singkong untuk industri mocaf masih sulit karena bersaing dengan pembeli yang kuat seperti Indofood untuk Kripik, dari Pabrik Tapioka di Lampung yang berani beli singkong relatif mahal antara Rp 1.200-Rp1.800/Kg. Tentang Permodalan masih sulit untuk memulai pembangunan Klaster (MSI Cirebon). 

MSI Kalteng menginformasikan bahwa lahan siap untuk tanam singkong ada 30.000 Ha milik para petani anggota MSI Kalteng dan minta diperhatikan untuk mendapat bantuan modal dari CSR BUMN dan dari Luar Negeri kalau ada, misalnya dari Korea Selatan dan Amerika; 

MSI Kaltim menginformasikan tentang telah mulai berjalannya pembangunan 1 (satu) klaster 300 Ha di Kutai Kertanegara dan menginformasikan telah mulainya beroperasi pabrik Tapioka di Samarinda, dan menginformasikan telah terbentuknya susunan Masyarakat Singkong Indonesia Kaltim yang baru dengan Ketua ISMAN SALADIN, menggantikan H. Hasan Basri(Alm), Ketua MSI Kaltim sebelumnya yang baru saja meninggal dunia dan diberi gelar oleh mereka sebagai Bapak Singkong Kaltim’(SH/Rhp)


Adapun Susunan Dewan Pengurus MSI Pusat yang baru.  adalah sebagai berikut:


SUSUNAN DEWAN PENGURUS MSI PUSAT PERIODE 2012- 2015 (PEBUARI)
NO. 02/MSI-PUSAT/XII/2012

SUSUNAN PENGURUS MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA ( MSI ) BERDASARKAN RAPAT KERJA MSI 2012 PADA TANGGAL 1 DESEMBER 2012 BERTEMPAT DI KANTOR MSI PUSAT JL. RAYA TAPOS NO.10, RT 01/ RW 02, KP. CUKANGGALEUH 1, DS. JAMBULUWUK, KECAMATAN CIAWI, KABUPATEN BOGOR 16720 , JAWA BARAT.

KETUA UMUM : H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA.

KETUA : PROF.DR.IR.MOHAMMAD WINUGROHO, MSC.
KETUA ; DR. DRH. THAMRIN S. CHANIAGO MSC.

SEKRETARIS JENDERAL : YOYOK WASTOYO BA.
SEKRETARIS : IR. H. MIFTAH MM.

BENDAHARA UMUM : SUTRISNO HADI
BENDAHARA : NONI SOPINA

KEPALA BIDANG LITBANG : IR. SUSILOHADI , HP: 0817780551
KEPALA BIDANG IT DAN KOMUNIKASI : IR. RHINO HAMUQ PRANAPATI.
KEPALA BIDANG PERIZINAN DAN PROTOKOL : DRS. SUGIYANTO

SEKRETARIAT :
AGUS SETIAWAN , IT
HARIS BISRI , STAF SEKRETARIAT
WAWAN, PEMBANTU UMUM

PENGAWAS :
HJ. RATNA SUNINGSIH.
JAYA JUMANTARA.

Rabu, 14 November 2012

Produk Unggulan Singkong hadir di PRUKAB Investment Day

Kementerian Pembangunan Daerah Tertingga (KPDT)    menyelenggarakan PRUKAB Investment Day dari tanggal 13 - 18 Nov 2012 di Museum Nasional, Jl. Medan Merdeka Barat 12 Jakarta.

Rangkaian acaranya terdiri dari Pameran,Temu Bisnis, Seminar, Pagelaran Budaya Seni, Wisata Kuliner dan Lomba Paduan Suara tingkat SMP-SMA.

Pembuakaan dan Sambutan oleh Menteri PDT Helmy Faishal Zaini

 Sebanyak 183 Kabupaten daerah tertinggal memamerkan produknya, tak ketinggalan produk unggulan dan aneka makanan yang terbuat dari singkong dan sorgum di pamerkan  pada Stand Masyarakat singkong Indonesia.

Stand Masyarakat Singkong Indonesia - Prukab


 Pameran Produk Unggulan Kabupaten yang salah satunya adalah produk-produk  singkong merupakan suatu trobosan untuk meningkatkan pendapatan daerah tertinggal antara lain: gaplek, tepung singkong, tapioka, Mocaf (modified Cassava Flour) dan lain-lain.

Ketua MSI.  Suharyo Husen  dan Produk unggulan dari singkong


PRUKAB Investment Day Diselenggarakan dalam rangka mendukung dan mengenalkan Prukab kepada khalayak dan menarik dunia usaha untuk invetasi di Daerah Tertinggal

Aneka makanan (Cassava Cake)  yang terbuat dari singkong MSI-Prukab


Kementrian PDT RI menghimbau "Bangkitkan Semangat Cinta Tanah Air dan bangsa dimulai dari membangun Daerah!"..

Dan pada talk show  yang diadakan dalam acara tersebut   telah dipromosikan GERNAS SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA (GERNAS SSB) UNTUK MENSEJAHTERAKAN PETANI. Oleh Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI)  H. Suharyo Husen B.Sc, SE, MBA.




Datang dan kunjungingilah Kabupaten serta jangan lupa mampir ke Stand Masyarakat Singkong Indonesia. (Rhp/MSI).

Kamis, 30 Agustus 2012

Kembangkan Bisnis Tapioka di Kukar

BPD Kaltim Tenggarong Kucurkan Kredit UMKMK Rp 38 Juta Per Hektare

TENGGARONG - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim Cabang Tenggarong kembali mengucurkan kredit. Kali ini, giliran petani singkong yang berhimpun dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Nur Hikmah.

Pimpinan BPD Kaltim Cabang Tenggarong Viky Pujo Rahmanto mengatakan, penyaluran kredit ini merupakan pilot project. Karena pola kemitraannya baru dan belum pernah dilakukan di BPD cabang lain. “Pola kemitraannya antara BPD Kaltim, BKP dan Pemerintah Kabupaten dengan menandatangani MoU (Memorandum of Understanding,Red) tentang pengembangan budidaya singkong melalui Program Kredit Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) Kabupaten Kutai Kartanegara,” ujar Viky. BKP ialah PT Bintang Kaltim Perkasa, perusahaan yang memiliki pabrik tepung tapioka di Desa Loleng, Kecamatan Kota Bangun, Kukar.

Kemudian, kata Viky, dilanjutkan dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara 3 pihak. Antara BPD Kaltim, BKP selaku investor sekaligus avalist (penjamin kredit) dan KSU Nur Hikmah sebagai penerima kredit.

Nantinya, KSU Nur Hikmah yang anggotanya memiliki 105 hektare lahan siap tanam, akan menerima plafon kredit maksimal Rp 33.500.000 per hektar. Plus Interest During Construction (IDC) Rp 4.600.000. Total fasilitas yang diterima Rp 38.100.000 per hektare, dengan jangka waktu 12 bulan.

Pembiayaan dari BPD Kaltim diberikan kepada KSU Nur Hikmah. Kemudian KSU Nur Hikmah menyerahkan ke BKP sebagai investor yang akan menggarap lahan milik petani mulai land clearing hingga panen. BKP juga yang akan membeli hasil panen tersebut. Singkong hasil panen tersebut akan diproduksi di pabrik tepung tapioka milik BKP yang terletak di Desa Loleng Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

Perlu diketahui, pola kemitraan ini berawal dari ide pemilik pabrik BKP Hasan Basri. Mengingat pabrik tepung tapioka memerlukan bahan baku singkong yang banyak, Hasan menilai perlu adanya tambahan lahan untuk ditanami singkong. Hasan kemudian menyampaikan idenya ini ke Dinas Pertanian dan diteruskan ke Bappeda Kutai Kartanegara. Oleh Bappeda kemudian diarahkan ke BPD Kaltim untuk pembiayaannya.

Setelah BPD Kaltim menyatakan kesanggupannya untuk menyalurkan kredit, baru dilakukan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Penandatanganan dilakukan bersamaan dengan workshop dan sosialisasi penyaluran kredit yang digelar di Lantai I Gedung Bappeda Kukar Selasa (17/7) lalu.

Hadir sebagai pembicara, Anggota DPRRI Marwah Daud yang juga Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Hasan Basri owner BKP yang juga Ketua MSI Kaltim, Kepala Bidang Koperasi Disperindagkop Kukar Asdian, serta Viky sendiri. (jaz/lhl)

Kliping berita
Sumber : http://kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=141773

Kamis, 08 Maret 2012

Prospek singkong sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan

Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) turut mendukung program green marketing demi tercapainya kelestarian lingkungan, dengan melakukan kerjasama saling menguntungkan dengan beberapa perusahaan plastic yang mengembangkan aplikasi dan pasar dari kantong/kemasan plastik ramah lingkungan. demikian disampaikan oleh H. Suharyo Husen BSC,SE.MBA Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) pada kunjungannya ke salah satu produsen bahan plastik yaitu PT Inter Aneka Lestari Kimia bersama team ahli MSI (8/12).

Perusahaan yang memproduksi plastik alternative yang full bio-degradable (cepat terurai) dengan merek Enviplast ini mempergunakan tepung tapioka atau singkong dan glycerin sebagai bahan bakunya.

Sedangkan plastik biasa (polyethylene / polypropylene) yang digunakan sebagai kantong belanja merupakan penyumbang sampah plastik terbesar terhadap lingkungan. Plastik konvensional ini terbuat dari hasil olahan minyak bumi, yang merupakan sumber alam yang tidak bisa diperbaharui, dan persediaannya di perut bumi semakin tipis. Terlebih lagi plastik konvensional ini baru akan terurai dalam waktu ratusan tahun, bahkan hingga ribuan tahun, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, menyumbat saluran air sehingga mengakibatkan banjir, sungai dan laut menjadi sangat kotor, serta membahayakan kelangsungan hidup biota air yang tanpa sengaja memakan lembaran plastik ini.

Plastik alternatif tersebut terbuat dari bahan baku alami yang tersedia terus menerus di alam dan dapat diperbaharui. Bahan bakunya antara lain tepung pati dari singkong-tapioka, dan turunan minyak nabati(kelapa sawit).


Enviplast merupakan polimer biodegradable, yang dapat terurai di alam dengan bantuan mikroorganisme dan air. Hasil uraian Enviplast adalah karbondioksida (CO2), air (H2O) dan biomasa. Enviplast juga termasuk kelompok bahan compostable, yaitu dapat menjadi kompos di dalam tanah. Enviplast yang terurai di dalam tanah, akan menambah kemampuan tanah untuk mengikat air, sehingga meningkatkan daya serap air dari tanah. Selain oleh mikroorganisme, plastic ini juga dimakan oleh binatang seperti serangga, siput, serta hewan kecil lainnya, baik di darat maupun di air, tanpa menimbulkan akibat buruk seperti efek racun atau bahaya lainnya.

Berbeda dengan plastik konvensional, Enviplast sangat ramah lingkungan, yang bisa ditunjukkan bila Enviplast ada di dalam air akan melunak dan tenggelam, sehingga memudahkan terdegradasi dan dimakan oleh mikro/makro organisme, serta tidak menyumbat saluran pembuangan air. Enviplast juga tidak menghasilkan gas kimia berbahaya atau residu lelehan bila dibakar.

Permintaan pasar terhadap produk kemasan ramah lingkungan akan terus naik dari tahun ke tahun, mendorong pertumbuhan industri plastic dan industri singkong-tapioka (Rhp)